Cari Blog Ini

Senin, 20 November 2017

Waktu Luang Vs Waktu Terbuang?





Artinya:
Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(3)

Allah bersumpah demi masa/ waktu tentu ada maksud dan hikmah yang luar biasa didalamnya. Surah Al ‘Ashr menjelaskan bahwa manusia akan sangat merugi bila tidak bisa memaksimalkan waktu yang telah diberikan oleh Allah. Kecuali orang-orang yang beriman yang mengisi hari-harinya dengan perbuatan yang positif dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

Banyak manusia terlena dengan kegiatan yang kurang bermanfaat dan bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Ada juga yang beribadah secara terus menerus sampai lupa bahwa kakinya masih menapak di bumi.
“Bekerjalah seolah-olah kau hidup didunia selamanya, dan beribadahlah seolah-olah esok kau tiada.”
Setiap jantung kita berdetak, detakannya seolah menjadi penghitung setiap langkah berjalan menuju takdir kematian. Setiap tarikan nafas tak terasa akan mengikis jumlah stok oksigen yang harus kita hirup. Seandainya kita berhenti di tempat tanpa melakukan apa-apa, waktu tetap berjalan. Tak bisa kita meminta putaran waktu ini untuk berhenti barang sesaat saja.
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)memajukannya. (Al ‘Araf 34)

Banyak kata-kata mutiara yang muncul berkaitan dengan waktu, seperti:
-          Menunggu adalah membuang-buang waktu
-          Kita hidup didunia hanya sementara, gunakan waktu dengan sebaik-baiknya
-          Hidup didunia seperti orang yang minum sejenak karena kehausan
-          Dunia ini fana, akhirat abadi selamanya
-          Waktu adalah uang
-          Dan masih banyak lagi

Bila manusia tahu kapan waktunya  ia meninggal, ketika waktunya masih lama ia akan berleha-leha berbuat sesuka hati dan ketika mendekati hari kematiannya ia akan beribadah  sampai tak sempat lagi beristirahat. Itulah kenapa Allah rahasiakan kapan waktu seseorang akan meninggal dunia. Agar sepanjang waktu, manusia selalu bersiap menghadapi hari itu (kematian).
Kita hidup hanya sementara.  Barangsiapa yang memperbanyak amal maka tak akan menyesal, tapi barangsiapa selalu berbuat keburukan yang ada hanya penyesalan. Ketika manusia telah selesai mengerjakan satu pekerjaan, maka ada pekerjaan lain yang harus dikerjakan.

Orang Islam sesungguhnya telah diajari secara langsung  oleh Allah dan Rasulnya untuk bisa mengatur waktunya dengan sebaik-baiknya melalui shalat 5 waktu. Waktu-waktu shalat mengajarkan kita untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai dengan siklus alam semesta. Hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian dibidang kesehatan. Dan yang luar biasa selain kesehatan secara jasmani juga secara rohani.

Sekarang pertanyaannya, masih adakah waktu luang? apakah waktu luang itu harus dihabiskan atau kita manfaatkan? Apakah justru terbuang?......

Waktu adalah hal yang paling berharga yang kita punya tanpa meminta. Semua manusia memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam sehari dengan jatah umur yang berbeda-beda sesuai takdir dari Allah. Ada manusia yang hidup sampai tua, beranak cucu sampai memutih uban rambutnya. Ada yang tutup usia ketika dewasa, ketika remaja, bahkan ada bayi yang meninggal sebelum terlahir ke dunia. Waktu yang kita miliki ini hanya modal untuk berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya agar kita kembali kekampung halaman. Kampung akhirat dimana nenek moyang kita Adam dan Hawa diciptakan dan tinggal disana saat awal-awal kehidupan. Atau kita termasuk manusia yang menyia-nyiakan modal usia ini. Saking sibuknya manusia bekerja dan berusaha, banyak yang terlupa untuk apa dia diciptakan.

Disinilah timbul istilah “waktu luang”. Karena seolah-olah semua pekerjaannya selesai dan dia tidak tau mau mengerjakan apa setelah itu. Bila tidak segera disadari akan terjadi kemungkinan membiarkan waktu itu berlalu begitu saja, tanpa melakukan kegiatan apa-apa. Atau bisa jadi “waktu luang” ini sengaja di ciptakan karena capek dan bosan dengan rutinitas pekerjaannya sehari-hari, sehingga butuh waktu untuk membangun mood dan semangat untuk kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Ketika kita berada dalam tahap ini, ingatlah manusia diciptakan bukan tanpa alasan.
1.     Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah
Sebagaimana tercantum dalam surat Adh Dhariyat ayat 56 yang artinya, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
2.    Manusia diciptakan sebagai khalifah.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (QS. Al Baqarah ayat 30).
Apakah Rasulullah punya waktu yang luang? Rasulullah sudah dijamin masuk surga. Istilahnya sudah pasti ada garansinya masuk surga. Tapi apa kemudian Beliau  santai-santai saja tanpa bekerja dan beribadah di dunia. Ternyata tidak!!! Walaupun beliau dijamin dengan surganya Allah, sebagai rasa syukurnya beliau tetap beribadah dengan tekun sampai bengkak-bengkak kakinya. Melakukan pekerjaan layaknya manusia yang lainnya. Menggembala, berdagang, berkeluarga dan berdakwah. Bangun pagi sebelum masuk waktu subuh untuk shalat lail dan memperbanyak ibadah-ibadah lainnya sampai ketika matahari sepenggalah, kemudian bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Ketika tiba shalat 5 waktu ditinggalkannya urusan dunia, untuk  menghadap bermunajat kepada Allah Sang Pencipta. Shalat rawatib dikerjakan sebagai pelengkap shalat wajib. Memimpin umat, membangun negara, membimbing keluarga sampai urusan rumah tangga tetap beliau jalankan. Selesai shalat isya tidak perlu begadang tanpa ada keperluan agar bisa bangun lebih awal, menyambut fajar pagi dengan mengingat syukur nikmat dari Ilahi. Sungguh bila kita merasa ada waktu luang tanpa tahu apa yang akan dikerjakan, ketahuilah setiap tarikan nafas kita bisa menjadi dzikir pengingat kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Kita sama-sama manusia, betul? Punya interval waktu yang sama “24 jam sehari”, tapi kenapa prestasinya berbeda?
-          Rasulullah membangun peradaban Islam hanya dalam waktu 23 tahun
-          Imam Bukhari membukukan hadist dari para penghafal hadist, yang karyanya bisa kita pelajari sampai sekarang ini Kitab Shahih Bukhari
-          Imam Abu Daud menulis 500 ribu lalu menapisnya menjadi 4,800 hadis yang kemudian dijadikan isi kitab.
-          Musa (Tahfidz Indonesia) usia 6 tahun sudah khatam tahfidz 30 juz
-          Ahmad dan Kamil di  usia belia juga sudah hafal Al Qur’an berikut letak posisi tulisan halaman dan barisnya
-           Sedangkan saya , apa prestasi yang sudah saya capai?.......
Salah satu rahasia dari para pengukir prestasi tersebut adalah dalam segi management waktu. Sangat menjaga waktu. Tak ada istilah waktu luang yang  terbuang. Semua dipenuhi dengan kegiatan yang bermanfaat. Selesai satu pekerjaan, cukup istirahat sejenak bukan untuk bersantai-santai melepas penat tapi justru mempersiapkan amunisi untuk melakukan pekerjaan yang lain. Beberapa cara mengatur waktu yang efektif antara lain:
1.     Kurangi  jam tidur. Siapa bilang manusia harus tidur 8 jam lamanya. Nabi Muhammad tidur setelah shalat isya. Setidaknya jam 21.00, kemudian bangun di 2/3 malam. Untuk beribadah kepada Allah. Bila ingin menghafal Al Qur’an, inilah saat yang paling tepat. Sebagaimana  tercantum dalam surat Al Muzzamil ayat 6 yang artinya:
“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan (bacaan diwaktu itu) lebih berkesan.” (QS. Al Muzzamil ayat 6)
2.    Maksimalkan waktu perjalanan Anda dengan sesuatu yang bermanfaat. Sambil jadi sopir bisa berdzikir, bila jadi  penumpang kendaraan roda empat bisa sambil baca Al Qur’an dan buku pengetahuan. Tak hanya dengan melamun, berbincang tanpa arah tujuan hanya karena mengalihkan perhatian atau bahkan tidur sepanjang perjalanan.
3.    Satu waktu dua/ tiga kegiatan. Dalam hal ini yang paling lihai adalah seorang ibu. Sambil menggendong si kecil bisa masak merebus air, cuci baju di mesin cuci sambil berjalan mencuci piring sekaligus menyampaikan “kultum” untuk anaknya yang lain belepotan makan nasi yang berserak di lantai.

Semoga kita termasuk orang-orang yang sadar akan jatah waktu yang hanya sementara didunia, digunakan secara maksimal untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

“Waktu adalah ilmu, waktu adalah ibadah, waktu adalah penambah berkah”
Carilah ilmu, maka Anda akan semakin tahu, ilmu mu hanya seujung kuku

Yuuuk intip cerita serunya mbak Ovie
https://novitapuspariniblog.wordpress.com

Manfaat kembang 7 rupa

  Indonesia memiliki kekayaan yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Seperti contohnya tanaman berupa bunga. Berbagai macam dan jenis b...