Cari Blog Ini

Selasa, 31 Oktober 2017

Cara belajar unik ala ibu dan anak


Part 1

“Ummi..... Ummi mau kemana kita? Ke tempat kawan ummi ya....”,  itulah pertanyaan si gadis kecil di sela-sela perjalanan, satu diantara sekian pertanyaan dan diselingi kantuk   yang menyebabkan sandalnya hilang satu terjatuh ketika si kecil terlelap di atas motor.

“Loooohhh..... Kok kuncinya sama adik. Khan tadi ummi kasih adik qanita, biar dititip ke bibi. Nanti kakak nggak bisa masuk rumah dong.” Kataku karena terkejut melihat kunci rumah yang biasa kami kasih gantungan tali terpasang di lehernya. Padahal  sebelum berangkat kunci dititip ke bibi, dan saya mengalungkan kunci itu di leher keponakan agar ketika kami terlambat pulang, kakaknya yang masih sekolah bisa ngambil kunci ke rumah bibinya  yang memang berdekatan masih satu gang.

Si kecil, “Tadi sama adik qanita di kasih ke kakak....” . “iii...kapan ngasihnya kok ummi nggak nampak” sahutku. “Tadilah..” jawab si kecil sambil masih seperti di awang-awang karena ketika menjawab pertanyaan ini, si gadis baru bangun dari tidur lelapnya, masih mengantuk sampai-sampai pak satpam perumahan tempat kami berhenti mengingatkan saya, “Bu, anaknya ngantuk itu bu”

“O... “, barulah ku ingat memang ketika memberikan kunci rumah, saya sama bibinya heboh sendiri karena nanyain kabar sambil ngecek baju karena ternyata di jok motor ada kotoran ayam yang sudah mengering. “Aduh wak, itu ada kotoran ayam di jok, jangan-jangan baju wak kena” celetuk bibi. “Ah masa sih... kok gak nampak tadi ya. Buru-buru sih”, hadeuh maklumlah takut terlambat, belum tau tempatnya, lupa selain punya tetangga, ada juga tetangga ayam yang  hobinya nangkring di pagar rumah.

“Tengok dulu, tengok, ada gak, coba cek bik”, sambil putar badan.  “Alhamdulillah, clean ah, tapi siram dulu deh sadelnya”,  yakk darurat jadi siramnya pake air minum yang di botol.
Alhamdulillah, sekarang udah nyampai di pintu gerbang perumahan yang di maksud. Ssset. Berhenti di dekat pos satpam, sambil terkaget kunci rumah dikalungin si kecil, interogasi dikit, sambil cek hp, baca WA. Lupa alamat lengkap tuan rumah tempat ngumpul hari itu.

“Maaf pak, mau nanya alamat ini..”, tanyaku
“Ya, Ibu mau kerumah siapa?”
“Kerumah mbk Unna. Nak belajar.”
“Ibu jalan aja itu terus” tangannya sambil menunjuk ke jalan yang dimaksud, “lurus, ujung nanti sampai jumpa pos satpam lagi. Nanti tanya disana” jawab pak satpam
“Terima kasih, pak”, Brrreemmm,  gas motor. Baru pertama kali masuk ke perumahan ini, baru tau isinya. Rumahnya gede-gede. Baca petunjuk di kanan kiri jalan, jalan ini, jalan itu, cluster ini, cluster itu, e..... masih jauh ya rumahnya. Ini perumahan luas amat ya......... Dan itu clusternya, Cluster Nirwana.

Sseth. Berhenti lagi nyamperin  pak satpam. Makk satpam lagi, di pos sebelumnya satpam nampak ada 3 orang, disini adalagi.....Lagi-lagi,  “Maaf pak nanya alamat (menyebutkan alamat yang di WhatsApp)”, Jawaban pak satpam, “Mau kerumah siapa?”
“Ke rumah Mbak Unna”
“Ada perlu apa?”
“Mau belajar pak”

“Itu jalan tengah yang lurus itu. Dari sini putar dulu ke bundaran ini, trus kesana. Cari nomer rumahnya.” Kata pak satpam
“Terima kasih, pak”
Brrreemmmm, gas lagi......keliling bundaran, setengah bundaran aja ...lurus, dari kejauhan terlihat, 2 orang bunda (ibu-ibu nan muda), sepertinya mbak desy daaa..nn mbak rika. Sseth! Cari posisi parkir.
“Assalamu’alaikum......”
“Wa alaikum salaam”
“Wah saya udah ketinggalan ya......” kataku.
“Enggak kok, kami lagi sarapan dulu ini.”

Memang terlihat mbak desy sedang memegang piring lucu berisi nasi plus bakso. Padahal perkiraan saya pasti udah lambat ni, udah mulai ni, o... ternyata ada acara pembukaan berupa sarapan. Ah mungkin gak juga, coba tengok dulu yang didalam rumah, mungkin sudah mulai belajarnya.
“Assalamu alaikum”, kataku tepat di pintu mbak Unna. Sepertinya tidak ada kelompok belajar, sempat ngebatin salah tempat nggak ya. Atau salah ruangan. Karena pemandangan dari pintu, hanya ruang kosong berisi kursi dan tumpukan kardus. “Masuk ajalah, mungkin di dalam”, batinku.

Terlihat, alhamdulillah ada 3 bunda beserta krucils-krucils (penasaran nih apa artinya krucils ya, besok cari tau ah asal kata krucils, pokoknya anak-anaklah) yang salah satunya sudah saya kenal. Ya tuan rumah, Mbak Unna. Eits, drama nih, si kecil tak mau masuk ke ruangan itu. “Tak mau, tak mau, mau pulang... enggaaakkkk.” si kecil action kabur. Walah..... kalau saya excited sama tempatnya, kenapa rumahnya kok buanyak mainan, penuh, itupun masih ada bertumpuk-tumpuk container plastik bening tampak berisi mainan yang belum semuanya di keluarkan. Biasanya anak kecil bila melihat mainan, merapat, mendekat, ini kenapa si kecil malah drama mau kabur. Apa si kecil berpikir mau saya titipkan di tempat penitipan atau apa yakkkk.  Gendong ah biar gak kabur. So, dengan penuh pertanyaan melihat pemandangan yang tidak biasa, mainan bertebaran di seluruh sudut ruangan, hidangan bakso di meja makan, hm... di mana tempat pelatihannya ya. Emang pelatihan apa sich.... (bersambung)


(Cerita di atas merupakan pengalaman plus bumbu-bumbu fiksi. Selamat menikmati dan menanti cerita selanjutnya ya....)

Manfaat kembang 7 rupa

  Indonesia memiliki kekayaan yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Seperti contohnya tanaman berupa bunga. Berbagai macam dan jenis b...