Anjuk Ladang sebutan untuk kota Nganjuk daerah sejuk nyaman, bersih indah aman dan tentram. kota kecil di Jawa
Timur ini. Belum sah rasanya bila di kota Nganjuk tapi belum mampir ke tempat
wisata yang satu ini. Karena bila membahas perihal objek wisata yang ada di
Nganjuk, posisinya selalu ditempatkan di nomer urut yang pertama. “Air Terjun
Sedudo”
Kurang lebih berjarak
32km dari pusat kota Nganjuk dengan jalan yang berliku-liku menuju Desa
Ngliman, kec. Sawahan. Air terjun sedudo ini berada dilereng gunung Pegunungan
Wilis. Yang berbatasan dengan Kota Kediri, Trenggalek dan Madiun.
Bila ingin pergi ke
objek Wisata Air Terjun Sedudo, ada beberapa pilihan transportasi yang bisa
digunakan. Bisa naik angkutan umum jurusan Sawahan kemudian naik ojek hingga ke
tempat wisata. Bisa juga naik travel. Lebih murah bila naik kendaraan sendiri
asalkan tetap hati-hati karena jalanan yang berkelok-kelok dan tegak dengan
kemiringan mencapai 45%.
Dari Terminal Baru –Nganjuk
bisa menempuh perjalanan melalui pusat kota Nganjuk yaitu Jl. A. Yani lurus ke
arah Loceret. Dari simpang tiga Loceret belok ke kanan, ke arah Desa Berbek
(Pasar Berbek). Setelah pasar Berbek ke arah puskesmas Berbek, di lampu lalu
lintas berikutnya belok kiri lurus. Menyusuri setiap meter jalanan aspal
berikutnya Anda akan menjumpai persimpangan Jembatan Kuncir, silahkan belok
kanan. Dari sini perjalanan akan semakin
mengasyikkan karena pemandangan di sepanjang jalan, sungai yang memanjang
dengan bebatuan khas sungai yang berwarna hitam, sawah-sawah yang luas, jalanan
aspal yang berliku-liku terkadang terdapat tikungan yang tajam, saya sarankan
kurangi kecepatan kendaraan. Lumayan jauh berkilo-kilo meter.
Setelah sampai di
terminal Sawahan, persiapkan diri dengan :
1. Mengecek kendaraan
Kendaraan baik
roda 2 ataupun roda 4 pastikan kondisinya serta bahan bakarnya serta sopir yang
mumpuni. Perjalanan selanjutnya tidak hanya disuguhi pemandangan yang lebih
indah tapi juga andrenalin yang semakin meningkat. Jalanan berliku plus
tanjakan yang tajam. Perhatikan notice dari petugas tiket yang akan Anda jumpai
di desa Ngliman, apakah tempat wisata sedang dibuka atau tidak, saat itu
kondisinya berbahaya atau tidak. Waktu yang tepat untuk main ke sana adalah musim
kemarau. Disaat musim hujan, masih sering terjadi longsor batu. Tapi bila
sekaligus ingin melihat “Prosesi Siraman Air Terjun Sedudo” datanglah pada
tanggal 01 Suro (01 Muharram) pada penanggalan Jawa. Di bulan Suro, pengunjung
Wisata ini biasanya membludak. Dengan pengunjung yang berbondong-bondong datang
kesana, beramai-ramai naik bus.
2. Membekali diri dengan
makanan dan minuman serta baju hangat/ jaket serta baju ganti bila Anda berniat
mandi di air terjun nanti.
Suhu
di area wisata sangat dingin, penting bagi pengunjung yang tidak tahan dengan suhu yang dingin agar
mempersiapkan baju hangat atau jaket. Makanan dan minuman memang tersedia
banyak dijual oleh para pedagang di sekitar area wisata. Tapi karena jaraknya
jauh dengan pemukiman penduduk otomatis harganya lebih mahal daripada biasanya.
3. Bekal uang
Tidak
banyak-banyak tapi cukuplah untuk membeli sesuatu yang “enak” di area wisata
ini. Makanan enak yang dimakan dalam kondisi suhu yang super dingin.
Mengecek
kendaraan, bekal makanan, minuman serta baju hangat berjalan perlahan ke arah
desa Ngliman langsung Anda temui perjalanan yang menanjak naik. Kemudian menurun
lagi sampai di Jembatan, menanjak lagi dengan tikungan yang tajam. Disini bagi
orang-orang yang tidak biasa melewatinya silahkan super hati-hati. Dan untuk
perjalanan berikutnya kondisi jalanan nya relatif sama.
Pemandangan
di kanan kiri perjalanan Anda akan melihat banyaknya sawah dan ladang penduduk,
yang ditumbuhi berbagai macam tanaman baik itu padi maupun tanaman tumpangsari.
Ada juga tanaman bunga mawar, yang ketika bulan Ramadhan harganya lumayan
mahal. Banyak terdapat pohon cengkeh yang merupakan komoditas penduduk di
Kecamatan Sawahan. Pohon cengkeh banyak diambil manfaatnya dari batang, daun
maupun bunganya bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Di kecamatan Sawahan
sendiri terdapat beberapa pabrik penyulingan minyak cengkeh yang dihasilkan
dari daun cengkeh yang rontok (baik daun hijau maupun daun yang sudah kering).
Selain
pemandangan berupa sawah ladang para penduduk, terdapat pemandangan yang
mendominasi yaitu pegunungan Wilis yang tinggi menjulang dihiasi oleh pohon
pinus. Ya.... dimana-mana ada pohon minus. Khususnya di area hutan. Pohon-pohon
ini adalah milik Perhutani yang bisa diberdayakan oleh para penduduk dengan
cara, para penduduk bisa merawat pohon dan areal sekitar hutan dengan ditanami
tanaman lain seperti jagung, jahe, dilem, dan lainnya serta menyadap pohon
pinus yang hasil sadapan getahnya dijual ke Perhutani.
Mendekati
areal tempat wisata Air Terjun Sedudo,
sudah mulai terdengar gemuruh suara air terjun. Di kejauhan kita juga sudah
bisa merasakan rintik-rintik gerimis dari air terjun. Hawa dingin mulai menggigit
tulang. Dari areal parkir kita sudah bisa mengintip pemandangan air terjun ini.
Semakin melangkah mendekati, di pinggiran pagar areal parkir motor kita bisa
melihat pemandangan air terjun ini secara utuh. Untuk mencapai air terjunnya
silahkan pelan-pelan sambil menyiapkan kamera, menuruni anak tangga yang
dikanan kirinya terdapat para penjual makanan dan minuman. Dingin-dingin minum
kopi, makan jagung bakar plus gorengan....... wahhh nikmatnya. Tidak itu saja,
teruskan perjalanan Anda sampai di dekat kolam air terjun ini. BRRRRRR dingin
yang semakin menusuk tulang. Kalau tadi dinginnya menggigit tulang sekarang
serasa ditusuk oleh dinginnya suhu air terjun.
Dingin.
Dingin. Sensasi yang lebih lagi bila Anda turun ke kolam atau mandi langsung di
bawah terpaan air terjun Sedudo. Silahkan acungkan jari bila tahan selama 30
menit berdiam dibawahnya. Saya jamin bibir berwarna biru-biru, jari-jari tangan
menjadi “kisut” mengkerut, saking dinginnya. Tapi tenanglah bila tidak membawa
baju ganti, disana banyak orang berjualan baju bertuliskan “Air Terjun Sedudo”
yang bisa jadi oleh-oleh sekaligus kenang-kenangan.
Lapar-lapar.
Jangan lupa yang satu ini. Makanan mie rebus atau mie goreng instan yang biasa
dibuat ketika tanggal tua, kenikmatannya tiada tara dan terasa berbeda ketika
dimakan setelah mandi di wisata ini. Tapi bukan itu referensi saya, karena mie
instan bisa dimakan dirumah.
Rasakan,
cobalah, cicipi dan nikmati makanan yang
satu ini. Disebuah pondokkan didekat kolam air terjun beberapa pedagang
makanan ini berjejer dengan bungkus daun pisang atau daun jati. Makanan yang
mengandung karbohidrat “Nasi Jagung”. Nasi jagung yang terbuat dari jagung yang
ditumbuk halus menjadi tepung kemudian di masak sedemikian rupa hingga menjadi
nasi jagung. Rasa nasi jagung cenderung tawar, tidak pulen seperti nasi dari
beras. Lauk nasi jagung ini yang khas adalah urap daun kemiri dan lamtoro/
petai cina, ikan asin goreng, rempeyek. Tapi banyak juga pilihan lauk nya yang
lain, jangan lupa air minum. Jangan sampai makanan nyangkut di tenggorokan atau
di dada. Makan saja pelan-pelan, nikmati, sambil merasakan dinginnya hawa areal
wisata Air Terjun Sedudo.
Come
here.