Allah wujud, qidam, baqa......
Mukhalafatu lil hawaditsi......
Qiyamuhuu binafsihi..... wahdaniyah qudrat iradat
ilmu hayat
Sama’, bashor, kalam, qadiroon, muridaan, aliman,
hayyan, sami’an, bashiron, muttakalliman
Selesai
adzan syair-syair ini sering diperdengarkan di mushola dan masjid dekat rumah. Sampai-sampai
tanpa teks kami hafal diluar kepala. Bukan karena gak hafal ya, tapi karena
saking hafalnya. Kini ketika sudah intensif belajar tentang agama Islam barulah
faham, bahwa isi syair-syair itu ternyata adalah sifat-sifat wajib bagi Allah
yang berjumlah 20. Makin belajar, makin banyak yang belum kita ketahui dan
fahami.
Pun
demikian ketika terjun dan berkecimpung dalam dunia anak-anak, ada saja
pertanyaan anak-anak yang kadang-kadang terlihat biasa aja. Tapi seperti
permainan catur, SKAK MAT. Terdiam beberapa
saat, antara berpikir mencari jawaban yang tepat, biarkan saja, mengalihkan ke
hal-hal lainnya agar si anak lupa dengan pertanyaannya, menyuruhnya berhenti
agar bertanya lagi, atau bahkan mungkin kita malah marah. Huft....tarik nafas.
Pertanyaan anak-anak yang biasa, sederhana tapi ternyata kritis yang membuat
kita sering berfikir ribuan kali untuk menjawab dengan jawaban yang tepat
sesuai umur mereka.
Ketika anak balita bertanya, “Siapa sih Allah itu?”,
Jika pertanyaan itu ditujukan kepada Anda pembaca,
apa jawaban Anda? Silahkan isi dikolom komentar................................
Salah
satu jawaban yang kita sampaikan bisa jadi, “Allah yang menciptakan kita nak.
Yang menciptakan abi, ummi, kakek, nenek. Yang menciptakan bulan, matahari,
pepohonan, binatang-binatang. Semua itu Allahlah yang menciptakan”.
Pertanyaan
lanjutan, “O, jadi yang menciptakan kita Allah ya, kakak, Abi, Ummi yang ciptakan
juga Allah.Tapi itu dedek kok keluar dari perut Ummi. Berarti Ummi yang ciptain dedek ya. Trus Allah siapa yang menciptakan?
Subhanallah....banyak yang belum kita ketahui......
menjawab pertanyaan yang sederhana ini pun kita belum pandai. Jika tak tahu
jawaban yang tepat, jangan pura-pura tahu dan jangan gengsi bila kita memang belum
tahu, jujurlah pada diri sendiri dan juga pada anak. Dikhawatirkan nanti timbul statement yang menyesatkan. Alternatifnya ajaklah sikecil
untuk mencari jawabannya bersama-sama, bisa dengan mencari referensi buku-buku,
melalui internet, sosmed, google, bisa juga dengan mengajak si kecil mengaji
dan bertanya kepada yang lebih ahli.
“Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak
memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya
akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al Isra:36)
Seorang anak balita cara berpikirnya jelas berbeda
dengan anak remaja dan orang dewasa. Bila ada pertanyaan yang demikian, “Kenapa
ya kita harus menyembah Allah?”
Bila yang menanyakan hal ini adalah anak remaja atau
orang dewasa, kita bisa menjawabnya berdasarkan dalil Al Qur’an dan Hadist.
Kita
menyembah Allah karena ada dasar Al Qur’an dan Hadisnya antara lain:
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan
hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah:5)
“Dan
sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (QS.
An Nisa:36)
“Dan apabila
kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta
tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Sudah disini
bahwa kita hanya boleh menyembah Allah saja, karena Allah dan Rasulnya pun
telah menyampaikan agar kita jangan mempersekutukannya.
Kembali ke
pertanyaan, “Kenapa ya kita harus menyembah Allah?”. Jika yang bertanya
adalah seorang anak balita, jawaban berupa dalil Al Qur’an dan Hadist kurang
tepat karena daya pikir mereka belum bisa menalar hal ini. Jawaban saya ini
mungkin bisa jadi alternatif.
“Adik pernah lihat nggak
orang sakit yang dirumah sakit itu? Sakitnya macam-macam loh. Ada yang batuk,
pilek, kepalanya sakit, perutnya sakit, dan lain lain. Ada yang harus disuntik,
dikasih obat, ada juga yang dioperasi. Sekarang lihat kita ni dik. Alhamdulillah
kita tidak sakit. Bersyukurlah karena kesehatan ini pemberian dari Allah. Bayangkan
kalo kita sakit, kita harus bayar mahal agar sehat. Obatnya beli, nginap
dirumah sakit harus bayar, disuntik apalagi dioperasi musti bayar mahal loh.
Kita menyembah Allah bukan karena Allah butuh kita. Tapi karena kitalah yang
membutuhkan Allah.”
Betapapun banyak teori bagaimana cara mengenalkan
Allah kepada putra putri kita, terkadang juga menemui tantangan yang tidak
sedikit baik itu berupa perkembangan teknologi yang memaparkan hal-hal yang
berlawanan dengan konsep Ketuhanan maupun
lingkungan yang kurang kondusif. Terkadang kita sendiripun secara sadar
maupun tak sadar pernah mengalaminya.
Pernahkah mendengarkan kalimat-kalimat seperti di
bawah ini:
“E...... Kok
suka berantem. Coba akur. Diam ya. Mau kena marah sama Allah.”, salah satu
perkataan seorang ibu.
“Ayo..ayo...duduk yang rapi. Siapa yang tidak rapi
itu tandanya tidak sholeh. Anak yang tidak sholeh nanti terkena murka sama
...Allah.”, kata seorang guru.
“Dik....dibilangin kok enggak denger ya dik. Adik mau
kena marah sama Allah, gara-gara adik nggak denger kata ibu?”, perkataan
seorang ibu kepada anaknya.
“Hm, jangan kayak gitu ntar kena azab Alloh lo!”
Astaghfirullah ...... pernahkah kita mendengar
kata-kata seperti ini?
Pernah atau sering ? Memang maksudnya mengarahkan
anak untuk berbuat kebaikan. Agar anak tidak berkelahi, bisa duduk rapi, mendengarkan perkataan
ibunya. Tapi tahukah Ayah Bunda, secara tak sengaja kita mengenalkan nama-nama
Allah hanya pada hal-hal yang negatif. Seolah-olah Allah itu selalu marah,
selalu murka, bentar-bentar azab, bentar-bentar surga, neraka.
Astaghfirullah.......
Bila hal ini sering kita lakukan jangan sampai berlarut-larut demikian. Jangan
sampai mereka tidak tahu nama-nama Allah yang baik. Bahwa Allah itu Arrahman,
Arrahiim, Al Malik..... dan seterusnya. Allah yang Maha Pengasih yang mengasihi
seluruh makhluknya.
Jangan mereka hanya mengenal Allah dengan hal-hal
negatif, sehingga ketika besar mereka ingin jauh dari Allah.
Jangan sampai mereka menentang Allah
Jangan sampai mereka tidak mengenal kebaikan Rabb nya
Jangan sampai mereka tidak mengenali rahmat dan
rahiimnya Allah
Jangan sampai mereka mengenal Allah hanya ketika
terjadi keburukan pada dirinya
Disinilah
kita harus mengimbanginya dengan mengenalkan segala kenikmatan yang Allah
berikan kepada kita. Mengajak mereka bersyukur dengan cara beribadah dengan
penuh kelembutan, mengawali setiap perbuatan baik dengan basmalah, lebih sering
memperdengarkan bacaan al Qur’an daripada nyanyian, mengenalkan keindahan
penciptaan Allah baik berupa apa yang ada pada anggota badan maupun alam
sekitar yang luas terbentang.
Pemaparan ini ibarat sebutir pasir di padang gurun.
Terima kasih Mbak Ulfa yang sudah menentukan temanya kali ini.
Terima kasih Mbak Ulfa yang sudah menentukan temanya kali ini.