Cari Blog Ini

Minggu, 26 Desember 2021

Apakah tekat itu sama halnya dengan niat?

Sebuah amalan tanpa diawali dengan niat maka menjadi tak bernilai. Setiap amal ibadah selalu harus diawali dengan niat. Niat merupakan salah satu rukun ibadah. Niat melandasi semua perbuatan, baik itu perbuatan baik maupun buruk.

 

Dalam sebuah hadist dikatakan:

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang keadaan hijrahnya karena ingin mendapatkan keridhaan Allah dan rosul-Nya, maka hijrahnya kepada keridhaan Allah dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya akan bernilai sebagaimana yang dia niatkan.”

 

Saat melakukan sesuatu selain niat maka penting bagi kita untuk menguatkan hati dan tekat. Agar tidak mudah tergoda melakukan hal lain sehingga melupakan niat awalnya. Right?

So, tekat lebih cenderung bermakna ketetapan hati untuk melaksanakan sesuatu. Jika hanya niat tanpa tekat, bisa saja sesuatu yang diniatkan tidak terlaksana.

 

Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam agar memiliki tekat yang kuat, sehingga apa yang diinginkannya bisa tercapai. Niat memang lebih dahulu daripada tekat, namun tekat memiliki peranan besar agar pencapaiannya bisa maksimal.

 

 

 

 

TEKAD ATAU TEKAT

Taukah teman-teman, seringkali kita salah dalam menuliskan kata tekat. Pada hari ini panduan kita dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

 

Menurut KBBI kata “tekad” adalah bentuk tidak baku. Sedangkan bentuk bakunya adalah “tekat”. Tekat memiliki arti kemauan (kehendak) yang pasti, kebulatan hari, iktikad.


Contoh penggunaan kata “tekat” adalah:

a.       Saya sudah memasang tekat untuk menjadi penulis yang produktif dan kreatif.

b.      Dia sudah bulat tekatnya untuk menjadi penulis yang produktif dan kreatif.

c.       Dia selalu membarui tekatnya untuk menjadi yang terbaik.

 

#rulisipbatam

#ipbatam

 

Minggu, 05 Desember 2021

BELAJAR TANPA BATAS




Perintah untuk belajar atau menuntut ilmu tidak dibatasi oleh umur seseorang. Seumur hidup manusia pasti belajar sesuatu. Hanya saja ada yang serius dan tekun, ada juga yang tak menganggap itu sebagai belajar.

 

Contoh nya ketika bayi, seorang bayi belajar jatuh bangun untuk merangkak, berdiri dan berjalan. Sampai akhirnya bisa berlari.

 

Dan bagi saya belajar itu harus dan terus. Karena sebagai seorang ibu dan pendidik, harus upgrade diri untuk mengimbangi perkembangan anak jaman now.

 

Salah satu yang saya lakukan adalah upgrade diri dengan belajar di kampus STIT Hidayatullah Batam. Karena saya lebih suka ilmu keagamaan, ilmu komputer, ilmu bahasa inggris dan ilmu manajemen, maka pilihan jatuh pada prodi MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM.

 

Alhamdulillah…….

Mata kuliah di jurusan ini memang sangat saya perlukan. Umur boleh tak muda lagi, tapi saya yakin belajar itu tak ada batasan usia. Bahkan ada rekan kerja saya yang lulus S1 di umur 60 tahun lebih.

Saya bertekad, berniat dan menancapkan semangat ini, untuk bisa lulus sampai S1 dengan baik.

Manfaat kembang 7 rupa

  Indonesia memiliki kekayaan yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Seperti contohnya tanaman berupa bunga. Berbagai macam dan jenis b...