Bismillah......
Alhamdulillah sudah memasuki materi ke 3 Kelas Bunda Sayang - Institut Ibu profesional yaitu “Pentingnya meningkatkan kecerdasan anak demi kebahagiaan hidup”.
Mendengar kata “cerdas”, saya
mengartikannya “pintar” . Ingatan saya jadi kembali ke masa-masa sebelum saya
memiliki anak kedua. Why? Umumnya orang Indonesia menilai bahwa anak yang cerdas
itu adalah anak yang selalu juara di kelasnya. Bisa tuntas semua mata pelajaran.
Yang sering mendapatkan nilai 100 di setiap ulangan/ ujian. Tidak terbayang ya,
di sebuah sekolah dalam satu kelas yang cerdas hanya ada 10 orang karena oleh
guru kelasnya hanya dibuat peringkat di raport nya hanya ada peringkat 1-10.
Nah kalau peringkat nya Cuma 1-3 berarti hanya ada 3 orang saja yang cerdas?
Apa hanya sebatas itu sebuah
kecerdasan. Duh betapa saya harus banyak belajar dalam mengukur sebuah
kecerdasan. Kemudian apakah anak yang selalu cerdas itu menjamin bahwa dia akan
selalu bahagia atau ketika dewasa bisa sukses karena kecerdasannya?
Nabi
Muhammad tidak pernah sekolah. Beliau seorang yang tidak bisa baca dan tulis.
Tapi kehidupannya begitu sukses. Thomas Alva Edison seorang penemu yang luar
biasa. sewaktu kecil Edison hanya
sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan. Gurunya memperingatkan Thomas Alva
Edison kecil bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah sehingga akhirnya Ibunya
memutuskan untuk mengajar sendiri Edison di rumah. Kemudian Edison
menemukan dan menciptakan penemuan yang sangat berharga apa karena Edison
pintar ketika sekolah?
Ternyata
saya salah dalam mengartikan kata “cerdas” dengan kata “pintar”.
Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berikut ini pengertian cerdas dan pintar.
cerdas/cer·das/ a 1 sempurna perkembangan akal budinya
(untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran 2 sempurna pertumbuhan tubuhnya
(sehat, kuat)
-- cermat pertandingan adu ketajaman berpikir dan
ketangkasan menjawab (pertanyaan, soal matematika, dan sebagainya) secara cepat
dan tepat;
-- tangkas cerdas cermat;
mencerdaskan/men·cer·das·kan/ v mengusahakan dan sebagainya supaya sempurna akal budinya; menjadikan cerdas
-- tangkas cerdas cermat;
mencerdaskan/men·cer·das·kan/ v mengusahakan dan sebagainya supaya sempurna akal budinya; menjadikan cerdas
pencerdasan/pen·cer·das·an/ n proses,
cara, perbuatan mencerdaskan;
kecerdasan/ke·cer·das·an/ n 1 perihal cerdas; 2 perbuatan mencerdaskan; kesempurnaan perkembangan akal budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran)- emosional kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar; ~ intelektual kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain; ~ spiritualkecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
kecerdasan/ke·cer·das·an/ n 1 perihal cerdas; 2 perbuatan mencerdaskan; kesempurnaan perkembangan akal budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran)- emosional kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar; ~ intelektual kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain; ~ spiritualkecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
Sedangkan
arti kata pintar adalah sebagai berikut:
pintar/pin·tar/ a 1 pandai; cakap 2 cerdik; banyak akal
3 mahir (melakukan atau
mengerjakan sesuatu
terpintar/ter·pin·tar/ a paling
pintar (cakap, cerdik, mahir);
kepintaran/ke·pin·tar·an/ n 1 kepandaian; kecakapan 2 kecerdikan; 3 kemahiran
kepintaran/ke·pin·tar·an/ n 1 kepandaian; kecakapan 2 kecerdikan; 3 kemahiran
“Pintar belum tentu cerdas, Cerdas sudah tentu
pintar”
“Kesuksesan tidak ditentukan oleh kepintaran,
tapi kecerdasan merupakan awal sebuah kesuksesan”
#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam