“Mbak,
saya minta maaf ya mbak. Udah daftar nak ikutan launching tapi lututku lagi
sakit. (icon menangis),” itulah isi pesan lewat WhatApp kepada salah satu
sahabat yang akan mengadakan kegiatan bedah buku dan launching bukunya yang
terbaru.
“Lho,
mbak enggak sekarang tapi jum’at depan,” balasnya.
“Huaaaaaaa......
duh saking semangatnya pengen ikutan kirain hari ini lho.” Alhamdulillah
senangnya karena masih ada kesempatan untuk belajar dari bedah buku Neng Koala.
Ups,
Neng Koala. Apa itu? Saya sendiri pun tak tau awalnya kok judulnya Neng Koala
ya. Setelah mendengar dan mengikuti bedah bukunya barulah saya tau.
Yap, hari itu Jum’at, 27 April 2018
ada 2 agenda kegiatan yang membuat saya sangat bersemangat. Yang pertama
kegiatan simulisi Coding Mum dari Bekraf di Universitas Universal dan yang
kedua Bedah Buku Neng Koala yang diadakan di Politeknik Batam. Jam 14.30
meluncur ke kampus Politeknik Batam di Lantai 4. We are the first audience,
kami yaitu saya dan salah satu sahabat
di Ibu Profesional Batam ternyata kami datang terlalu awal. Tidak apa-apalah
dari pada terlambat. Agar mendapat ilmu yang lebih banyak dan bermanfaat.
Kegiatan di awali pembukaan dan
langsung sharing dari Sri Murni, S.IP, M.I.A yang dikenal dengan panggilan mbak
Menix. Orang jawa ya kok dipanggil mbak? Asli beliau kelahiran Tebing Tinggi
(Sumut) yang selain ibu rumah tangga juga aktif sebagai editor salah satu media
massa Tribun Batam dan pengajar di berbagai perguruan Tinggi di Batam. Lebih
jauh mengenai mbak Menix bisa ceki-ceki di www.menixnews.com
Dari sharing mbak Menix, beliau
menuliskan 3 artikel buku Neng Koala ini. Why Neng Koala? Neng seperti sebutan
seorang wanita dalam bahasa Sunda, yang bahasa ini sudah meng-Indonesia banget.
Sementara Koala adalah nama salah satu binatang yang menjadi icon bagi negara
Australia. Nah, ternyata buku Neng Koala ini berisi kisah-kisah nyata dari para
wanita Indonesia yang berjuang mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang luar
biasa di luar negeri yaitu di
negara Australia. Bukan berarti
mengecilkan atau menganggap rendah pendidikan yang ada di Indonesia. Tidak!!!
Tapi semua ini dilakukan demi keluarga dan negara Indonesia. Adanya buku ini
adalah untuk menginspirasi kaum muda Indonesia, para wanita khususnya dan
rakyat Indonesia pada umumnya. Buku ini seolah-olah mengatakan, “Kami saja
bisa, tentu kamu lebih bisa lagi. Ayoo kamu bisa!!!”.
Perjuangan untuk bisa ke Aussie
memang tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Tidak seringan
perkataan. Ada yang kesana melalui jalur beasiswa, pertukaran pelajar, magang,
short course dan volunteering. Selain menceritakan tips-tips agar berhasil
dalam mendapatkan beasiswa seperti yang dialami oleh mbak Menix sampai-sampai ada permintaan maaf dari sang
suami karena telah menghamilinya (loh kok bisa, kepoin lah bukunya) ternyata
masih banyak tips dan trik yang bermanfaat agar bisa bertahan di negeri orang.
Kemudian sharing yang kedua dari
mbak Lusia Efriani Kiroyan seorang social entrepreneur sekaligus Founder dan
CEO dari Cinderella from Indonesia Center. Bagaimana awal kehidupannya semenjak
sekolah dan kuliah kemudian menikah. Kegagalan yang membuatnya semakin bangkit
dari keterpurukan dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Dari perjalanannya ke
luar negeri ternyata menjadi ide brilliant untuk membuat branding “Batik Girl”
yang sekaligus memberdayakan para wanita
napi di lapas-lapas yang ada di Batam dan Bali. Masih banyak kegiatan beliau di
bidang sosial dan sangat besar perhatiannya kepada anak-anak penderita kanker
dan penyandang disabilitas. Look at Instagram @cinderella_from_indonesia.
Di akhir sesi ada penyerahan bantuan
buku untuk perpustakaan Poltek dan perpustakaan keliling serta bagi-bagi
doorprise berupa buku dan boneka “Batik Girl”.
Itu sekilas info yang saya sampaikan
dari Bedah buku Neng Koala yang materinya langsung dari 2 narasumber yang sekaligus pelaku dari kisah yang ada di
buku ini. Kisah yang lainnya makin menarik untuk dibaca, dicermati dan diambil
manfaatnya.
Jujur saya sangat suka membaca buku
cerita baik fiksi maupun non fiksi. Berapa banyak halaman yang ada didalamnya
biasanya sekali lahab langsung habis, sekali duduk bisa selesai dalam waktu
singkat. Kali ini berbeda.........
Rasanya bermacam-macam, adakalanya
saya tertawa membaca kisah-kisah yang ada didalamnya. Namun yang paling banyak
adalah air mata haru mengikuti cerita perjuangan para kartini masa kini
wanita-wanita hebat yang terus memperjuangkan hal terbaik dalam hidupnya dan
bagi keluarganya serta negara.
Ya, sebagian cerita dalam buku ini
adalah ibu rumah tangga, ada juga single parent. Terasa betul bagaimana
perjuangan mensinkronkan antara urusan dengan suami, anak, mertua, orang tua
dan tempat dimana dia bekerja. Ada yang meninggalkan keluarganya di tanah air,
ada yang membawa serta anak dan suaminya bahkan ada yang membawa ke-2 anaknya
yang autis. Imposible!!! Are you sure? Jawabnya tidak ada yang tidak mungkin.
Apakah urusan kuliah di luar negeri berjalan mulus
seperti yang diinginkan? Pada saat yang sama harus mengejar kuliah sesuai
target tapi di sisi lain juga harus mencari tambahan uang untuk biaya keluarga.
Bagaimana saat kegagalan itu terjadi? Ada juga seorang penyandang disabilitas
yang mendapatkan beasiswa untuk kuliah di sana. Amazing. Bisakah?
Cerita
lainnya yang sangat mengispirasi lihat di www.nengkoala.id
Subhanallah......
Sungguh luar biasa Allah ciptakan
seorang wanita. Setelah membaca tuntas buku Neng Koala saya jadi bermimpi ingin
kesana. Ingin merasakan sendiri bagaimana kehidupan di Australia. Australia
menjadi negara ke-3 yang ingin saya kunjungi setelah Mekkah dan Madinah. Aamiin
semoga Allah memudahkan.
Ingin ke Australia Gara-gara Neng
Koala sebutlah begitu. Buku ini benar-benar
menginspirasi saya. Kalau tujuannya hanya main-main atau liburan itu bukan
alasan saya. Ada beberapa point yang sangat ingin saya pelajari dari negeri
Kanguru ini. Salah satu di antaranya adalah tentang bagaimana detail sistem
pendidikan anak, yang dimulai dari nursery room kemudian child care dan jenjang
pendidikan di atasnya. Saya yakin ada hal-hal yang menarik dan bagus yang bisa
kita adopsi dan diterapkan di Indonesia sehingga kedepannya Indonesia
lebih mantap dan lebih maju sistem
pendidikannya sehingga bisa menghasilkan generasi terbaik.
by Alumi Ulum