Ayo mak olahraga.
“Walah-walah olahraga apa. Ini aja ngerjain
kerjaan rumah nggak selesai-selesai udah lebih itu dari olahraga. Ini aja mondar-mandir ke dapur ke kamar mandi ke
kamar tidur kalau mau dihitung berapa kilo meter perjalanan ini. Udah lebih
dari pada marathon. Belum lagi nyuci, nyapu, nyikat, gosok baju, gendong anak.
Udahlah mubadzir saya tak ada waktu untuk yang begitu-begituan.”
Pernah dengar kata-kata seperti itu nggak ya. Itu makna olahraga versi emak-emak.
Olahraga sangat beragam maknanya. Pada dasarnya
olahraga adalah sebuah aktivitas yang melibatkan anggota tubuh baik jasmani
maupun rohani seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang. Olahraga tidak hanya aktivitas fisik bukan? Contohnya
catur, tidak membutuhkan aktivitas fisik tetapi juga termasuk cabang olahraga.
Olahraga hampir sama dengan olah jiwa.
Nah kalau emak-emak apa ya olahraga yang cocok. Tidak
ada teori yang absolut bahwa seorang emak-emak (ibu rumah tangga) bahwa
olahraga yang cocok dilakukannya harus begini dan begitu. Flashback sejenak
dengan olahraga yang pernah dilakukan sebelum jadi emak-emak. Pertanyaan
berikut ini mungkin bisa membantu antara lain:
1. Dulu sewaktu sekolah tingkat SD, SMP dan SMA olahraga apa yang
sering kamu lakukan dan yang kamu sukai? Boleh lebih dari satu bila realnya
seperti itu.
2. Setelah lulus SMA olahraga apa yang pernah kamu tekuni?
3. Pernahkah kamu mengikuti sebuah event olahraga? Jenis olahraga
apa?
4. Pernahkah kamu menjuarai sebuah pertandingan olahraga?
5. Siapa atlit olahraga yang kamu sukai? Alasannya....
Dengan sedikit flashback dari pengalaman masa lalu
bisa jadi akan membangkitkan lagi semangatmu untuk olahraga dan menentukan
jenis olahraga yang cocok. Ada yang berbedakah aktivitas olahraga sebelum dan
sesudah berganti profesi menjadi ibu rumah tangga? Beda jauh? Tenanglah engkau
tidak sendiri. Tidak beda jauh dengan saya.
Sewaktu SD suka olahraga senam SKJ pernah ikut lomba
tapi tak juara, pernah ikut lomba kasti dan kalah lagi, setiap hari jalan kaki
naik turun gunung, mendapat tugas memanjat pohon petai cina untuk makan kambing
dan suka bergelantungan di palang bambu dengan posisi kaki di atas dan kepala
dibawah. Wuiiihhh.... waktu kecil seperti punya ilmu meringankan tubuh.
Sekolah SMP setiap hari berjalan kaki dengan jarak
yang lebih jauh daripada sekolah SD. Lebih baik jalan kaki daripada naik
angkutan karena bisa hemat uang jajan. Paling jago olahraga berjalan kayang dan
hand stand atau apa ya istilahnya. Posisi kepala di bawah kemudian kaki di
pegang oleh kawan atau disandarkan ke tembok.
Ketika SMA pilihan olahraga makin banyak. Ikut
kegiatan ekstra Volley putri dan basket serta senam. Saking seringnya ikut
olahraga bila jeda seminggu atau 2 minggu tidak melakukannya badan malah terasa
pegal-pegal. Setelah lulus SMA mulailah jarang sekali berolahraga. Ketika kuliah
dan kerja waktu habis untuk belajar dan hal-hal yang lainnya. Tidak lagi fokus
olahraga seperti ketika SMA. Dan ketika berumah tangga plus memiliki anak waktu
sepertinya tercurah untuk anak dan rumah.
Anehnya ketika sebelum berumah tangga saya termasuk
orang yang rawan gemuk. Berat badan naik turun dari 50-60 kg. Semenjak hamil
anak pertama berat badan saya cenderung turun. Normalnya 55 kg, ketika hamil
malah 45 kg. Orang bilang karena faktor genetik. Dan sampai sekarang ini
beberapa waktu yang lalu saya mencoba menambah berat badan dengan menabrak
pantangan orang diet, seperti memperbanyak makan malam tapi berat badan masih
juga seperti biasanya, di bawah 50 kg. Akhirnya..... ah tidak usah gemuk-gemuk
lah. Mau kurus atau gemuk yang penting sehat dan lakukan gaya hidup sehat ya......
Kalau gemuk nanti juga susah bawa badan serta berpotensi terkena berbagai macam
penyakit.
Dan alhamdulillah kali ini ada ide kreatif dari salah
satu sahabat untuk menulis perihal olahraga.
Pesan buat emak-emak boleh juga buat bapak-bapak
yang lemaknya sudah bertumpuk di mana-mana,
dan buat Anda yang peduli kesehatan, jangan malas olahraga!!!!!
Berikut adalah tips praktis berolahraga spesial untuk emak-emak dan untuk orang-orang yang peduli kesehatan pada umumnya.
1. Olahraga tidak harus di waktu-waktu tertentu, tapi kapan sempat
yukk luangkan. Disela-sela kerja maupun aktivitas lain 5 menit atau 10 menit
lakukan gerakan-gerakan ringan yang bisa memperlancar peredaran darah dan
mengurangi stress.
2. Bila melakukan olahraga yang berat seperti senam, bulu tangkis,
volley, dll jangan lupa pemanasan.
3. Perhatikan jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh dan
umur. Ini penting agar tidak terjadi cedera yang serius. Makin berumur tulang
makin rapuh. Bila terjadi cedera tulang maka akan memerlukan waktu yang lebih
lama dalam penyembuhan dibandingkan dengan anak kecil.
4. Manfaatkan apa yang ada. Tak ada barbel sebagai penggantinya
anak juga bisa dipakai sebagai pengganti barbel ya......
5. Olahraga tidak harus di sebuah tempat khusus. Tapi bisa
dilakukan di rumah, di tempat kerja, di jalan, di mall, dll. Di mall? Iya
mak.... jalan-jalan di mall itu juga olahraga loh apalagi sambil gendong anak. Lebih
enak lagi kalau bawa ATM berjalan (baca: suami) yang siap bayarin belanjaan.
Hehe....