Bukuku ada dimana?
Jawaban atas pertanyaan tersebut
adalah “dimana-mana”. Dalam sesi mentoring metode bebersih “sing penting mari”
kali ini mentor privat saya…cie… mendiskusikan apa goal untuk jurnal kedua kali
ini. Bingunglah saya sebenarnya hendak memulai dari mana. Karena semua ingin
dibereskan, tetapi tangan saya hanya dua dan kaki saya juga dua.
Akhirnya saya putuskan, dengan
senang dan ringan sesuai dengan kemampuan saya ditengah-tengah kesibukan yang
mendera, maka saya memutuskan untuk memulai dari buku. Seperti pertanyaan
pembuka pada jurnal kedua kali ini, bukuku ada dimana? Jawabannya dimana-mana.
Iya, buku saya tersebar hampir diseluruh sudut rumah. Lemari buku ada 4, masih
ditambah kotak-kotak bekas buah yang difungsikan untuk menampung buku, belum
lagi kardus dan plastik juga berisi buku.
Hei… kenapa begitu banyak bukuku?
Sebagian memang koleksi buku pribadi, buku bacaan, buku parenting, buku islami,
namun yang membuatnya kelihatan bertambah banyak yaitu buku-buku bekas
pelajaran anak-anak yang juga saya simpan. Kenapa disimpan? Karena berharap
buku-buk u pelajaran tersebut bisa dipakai turun temurun dari anak pertama ke
anak kedua dan seterusnya. Padahal….. Terkadang buku itu juga tidak bermanfaat,
tapi saya begitu sayang untuk membuangnya.
Kenapa buku saya terlihat banyak?
Penyebab lainnya juga adalah ada beberapa buku dan dokumentasi lembaga keorganisasian
yang saya ikuti bercampur dengan buku pribadi saya. Fix… inilah mungkin hal-hal
yang harus saya cermati dan atasi agar buku-buku bisa ditaruh ditempatnya dan
saya juga makin happy melihat buku yang tertata rapi. Karena saya pecinta buku.
Dalam proses beberes kali ini saya
belum sanggup untuk mengumpulkan seluruh buku dan mensortirnya. Target kali ini
yaitu merapikan satu lemari khusus buku. Kenapa harus saya rapikan? Karena
memang kondisi bukunya berantakan. Ditambah lagi beberapa kebiasaan anggota
keluarga lain yang memperparah penampilan isi lemari. Diantaranya anak yang
suka meletakkan tas, mainan, jilbab di tempat lemari buku. Hallo…..? Ini lemari
buku ya. Bukan lemari pernak-pernik. Saya juga menulis pengingat untuk diri
saya sendiri dan juga orang lain agar memposisikan lemari ini memang khusus
lemari buku, bukan lemari doraemon.
sebelum dirapikan |
Harap dimaklumi ini memang hanya merapikan. Karena sejatinya
buku-bukunya masih amburadul untuk pengelompokkannya. Sebenarnya lemari ini
sudah pernah saya rapikan dan disusun berdasarkan kelompok bukunya. Ada buku
agama, buku pengetahuan umum, buku parenting, buku majalah, dan lain
sebagainya. Qodarullah, dikarenakan renovasi rumah yang mengakibatkan debu
beterbangan dimana-mana, saya meminta anak-anak untuk membersihkan debunya.
Yang dilakukan oleh anak-anak yaitu
mengambil buku-buku tersebut, mengumpulkannya menjadi satu dan langsung
merapikan sesuai “ukuran” dan bukan
berdasarkan tipe atau jenis buku. So, ambyar sudah …..
#jurnal2
#buncekbatch1
#kelaskupukupu
#ipbatam
#ibuprofesional
#metodesingpentingmari