Waktunya beberes baju.......
Setelah sekian lama berkutat pada agenda beberes buku dan kertas, kini saatnya saya beralih ke benda yang bernama "baju".
Kok bisa....
Iya karena ini tergantung situasi dan kondisi yang membuat saya mendahulukan beberes buku, baru kemudian baju.
Untuk step awal saya kumpulkan semua baju-baju yang ada didalam lemari. Owh... Setelah itu berasa pusingnya. Kok banyak ya ternyata harta karunku ( baca: baju).
Baju-baju yang juga menumpuk karena efek tunda setelah diangkat dari jemuran. Baju-baju bercampur milik seluruh anggota keluarga.
Wuihhh... Biar agak terurai rasa pusing kepala, akhirnya saya mengerahkan pasukan gadis-gadis dirumah (anak-anak) untuk memisahkan antara baju Abi, ummi, kakak dan adik.
Setelah dipisahkan barulah saya lipat semua baju- baju tersebut.
Baru kemudian di sortir, mana yang mau dipakai, disimpan, disumbangkan.
Pasti ada yang tanya kenapa dilipat baru disortir? Karena saya pusing melihat baju bertumpuk berantakan...
Begitu lah... Semampunya...sebisanya... Sesuai dengan mood kita saja ya...
Asyik tuh beberes Ala Sing Penting Mari ini, terima kasih banget ya buat mbak mentorku mbak Ratna... Lupyu..
#Jurnal7
#buncekbatch1
#ipbatam
#ibuprofesional
Cari Blog Ini
Selasa, 07 Juli 2020
Selasa, 30 Juni 2020
Mengarsipkan dokumen keluarga versi digital
Eits apa
an ni......
Jadi mak
emak, ceritanya di jurnal 6 ini awalnya dah berniat buat beralih dari beberes
buku dan kertas ke beberes baju. Tapiiiiiii...... rencana itu berbelok. Karena
saya berpikir, ah sekalian deh tuntasin dan clear-kan ini masalah beberes buku
dan kertas. Jangan nanggung, mumpung mood nya masih tinggi ...ye kaannnnn
So, apa
yang saya lakukan?...
Mungkin
ini karena mentor saya yang slow, kalem, loss.... megang tali layangannya ya,
xixixixi. Jadi saya juga slow enggak dikejar deadline harus begini dan begono.
Dan iyes, saya juga hanya butuh teman diskusi something like that lah.....
Apa yang
saya lakukan setelah di part sebelumnya setelah false celebration dan evaluasi,
yaitu meng-arsipkan dokumen keluarga baik secara fisik maupun digital. Berikut
step by stepnya:
1 1. Pisahkan antara dokumen asli dengan fotokopian
2 2. Dokumen asli dipilah-pilah dan dikelompokkan
berdasarkan personal anggota keluarga. Contoh Arsip ayah, ibu, anak pertama,
anak kedua dan anak ketiga. Ditempatkan di map/foldernya masing-masing
3 3. Dokumen fotokopian yang sudah terkumpul menjadi
satu, juga dipilah-pilah berdasarkan anggota keluarga. Kertas fotokopi-an yang
sudah usang atau expired karena sudah tidak berlaku lagi sebaiknya dibuang.
Kerta fotokopi-an yang dibuang, sebaiknya dibakar atau di daur ulang. Why?
Karena kita harus hati-hati jangan sampai dokumen kita disalahgunakan oleh
orang lain.
4 4. Terakhir meng-arsipkan berupa file digital. Jaman
sekarang sudah banyak fasilitas yang bisa kita manfaatkan untuk meng-antisipasi
apabila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contoh dokumen kita dimakan
rayap, basah terkena air, terbakar ataupun hilang. Sehingga mau tak mau kita
juga harus mempunyai data berupa file digital. Dengan cara:
a. Scan dokumen yang dimiliki baik akte, ijazah,
sertifikat, dan lain lain yang dianggap perlu
b. Simpan
file-file hasil scan ke folder masing-masing anggota keluarga
c. Selain
disimpan ke dalam file di laptop/ computer, juga simpan ke Google Drive. Agar lebih mudah di akses ketika kita
tidak sedang di depan laptop
So.....
itulah yang bisa Anda lakukan juga untuk mengarsipkan dokumen keluarga. Dan
bagaimana tanggapan keluarga ketika hal tersebut sudah saya lakukan......
Happy..... enggak pusing lagi kalau sedang nyari
arsip. Iyakah? Beneran loh......
Sudah
beberapa kali pak KK (kepala keluarga ;-)), bertanya : Mi, dimana fotokopi KK?
Saya jawab: Itu disitu..... Dan ketemulah fotokopian KK yang dicari.
Next, pak KK bertanya: Mi, dimana surat rumah?
Saya jawab: Ituloh yang dibungkusan plastik bening....... Dan ketemulah apa
yang dicari.
Alhamdulillah...
padahal sebelum-sebelumnya ketika pak KK bertanya dokumen ini dan itu, saya
harus mengerutkan kening karena dokumen masih tersebar disana sini. Dan ketika
dicari itupun belum tentu ketemu.
So....... sile dicube ya mak emak...kakak-kakak..... semoga
Anda semakin happy seperti saya saat ini.
#jurnal6
#buncekbatch1
#kelaskupukupu
#ipbatam
#ibuprofesional
#metodesingpentingmari
Sabtu, 27 Juni 2020
Puisi tentang hujan
Hujan........
Rintikmu syahdu menabuh rindu
Aroma bercampur tanah melambungkan masa lalu
Menenangkan kalbu
Membangkitkan gairah gapai impian
Datang tanpa mendung dan peringatan
Tak lagi petir penyibak jalan
Meleleh air mata
Mengingat suatu masa
Dikala sedang berduka
Kau penutup segala
Melebur tangis dan air mata
Hati yang terluka
Hujan
Ada kalanya
Di iringi tawa membahana
Hujan pembawa baki bahagia
Ada sebuah masa
Penuh suka cita
Bukan hujan yang salah
Tetesannya melukai
Angin badai menyertai
Petir melecutkan tali
Air tak terbendung lagi
Namun ....
Seberapa kuat kau menerima hujan
Akankah hujan membuat mu
Yang lemah menjadi kuat
Atau yang kuat menjadi lemah
Bukan karna hujan
Tapi... Itu hatimu
Akankah hujan hanya berlalu
Bermanfaat bagimu
Atau menghancurkan dirimu
Batam, 28 Juni 2020
Alumi Ulum
Rintikmu syahdu menabuh rindu
Aroma bercampur tanah melambungkan masa lalu
Menenangkan kalbu
Membangkitkan gairah gapai impian
Datang tanpa mendung dan peringatan
Tak lagi petir penyibak jalan
Meleleh air mata
Mengingat suatu masa
Dikala sedang berduka
Kau penutup segala
Melebur tangis dan air mata
Hati yang terluka
Hujan
Ada kalanya
Di iringi tawa membahana
Hujan pembawa baki bahagia
Ada sebuah masa
Penuh suka cita
Bukan hujan yang salah
Tetesannya melukai
Angin badai menyertai
Petir melecutkan tali
Air tak terbendung lagi
Namun ....
Seberapa kuat kau menerima hujan
Akankah hujan membuat mu
Yang lemah menjadi kuat
Atau yang kuat menjadi lemah
Bukan karna hujan
Tapi... Itu hatimu
Akankah hujan hanya berlalu
Bermanfaat bagimu
Atau menghancurkan dirimu
Batam, 28 Juni 2020
Alumi Ulum
Minggu, 21 Juni 2020
Merapikan buku dan dokumen part 4
Kebahagiaan
itu adalah salah satunya saat mencari buku atau kertas dokumen yang kamu
inginkan, kamu tahu dimana tempatnya dan tak ada 5 menit buku atau kertas nya
sudah ditemukan. Iya khan.... Ngaku nggak?
Yap itulah
yang saya rasakan. Dikarenakan sebelum-sebelumnya ketika memerlukan fotokopian
KTP, KK atau akte, saya harus berpikir terlebih dahulu dimana saya harus
mencari? Setelah dicari-cari dengan membongkar sana bongkar sini, berkeringatan
belum tentu ketemu. Huft......
Alhamdulillah I am more happy now, tak dipusingkan
lagi soal buku dan kertas. Melakukannya
tanpa terpaksa dan pelan-pelan tanpa terburu-buru deadline. Meski kesannya jadi
lamaaa..... tapi tak apa. Hihihi.... Satu masalah terselesaikan.
Besok-besok
barulah nak beranjak ke beberes baju, peralatan dapur, file dan folder di
komputer, dan beberes yang lainnya.....
Cus...
#jurnal5
#buncekbatch1
#kelaskupukupu
#ipbatam
#ibuprofesional
#metodesingpentingmari
Selasa, 16 Juni 2020
Merapikan Buku Part 3
Ow... Hari ini dicolek sama mentor. Apa progres nya mbak? Apa masih tata menata buku.... Iyup.
Saya masih ngumplek sama kertas. Karena 2 benda yang memang mendominasi dan harus harus bangettttt... Ditata... disortir... Yaitu adalah kertas/ buku dan baju. Yang lain mah gak terlalu bikin pusing kepala.
Ya .... Alhamdulillah sejauh ini soal buku dan kertas lebih mudah mencarinya bila diperlukan. Lebih tertata dan tidak berserak seperti sebelumnya.
Hanya tinggal sisa sisanya yaitu menata dan arsip kertas dokumen pribadi, susun buku perpustakaan sesuai jenis bukunya dan sortir buku-buku catatan pribadi.
Kali ini saya fokus di arsip dokumen yaaaa
Step one by one... Yang penting ai HEPI.. tidak terlalu ngoyo.... Tapi selesai dah kerjaan nya.
Pertama: arsip dipisahkan berdasarkan personal anggota keluarga. Sedangkan arsip bersama dijadikan satu. Tidak digabung dengan arsip personal.
Kedua: buang fotokopian dokumen yang tidak diperlukan. Jika itu akte kelahiran, maka tidak akan berubah, jadi bisa kita sediakan 2-5 lembar fotokopi an nya tidak apa-apa sewaktu waktu diperlukan. Tapi kalau Surat Kartu keluarga sebenarnya cukup 1-2 lembar saja. Kenapa? Karena ke depan nya kartu keluarga bisa saja berubah sesuai dengan perubahan jumlah anggota keluarga.
Dan kenapa jangan terlalu banyak menyiapkan copy an? Bikin pusing kepala.... Lebih bagus jaman digital seperti ini cukup scan saja, arsipkan berupa file. Sehingga sewaktu waktu diperlukan tinggal print dirumah, bila tak sempat pergi ke tempat fotokopian.
Semangatttt.... Terus tata menata ....
Beres beberes....
Saya masih ngumplek sama kertas. Karena 2 benda yang memang mendominasi dan harus harus bangettttt... Ditata... disortir... Yaitu adalah kertas/ buku dan baju. Yang lain mah gak terlalu bikin pusing kepala.
Ya .... Alhamdulillah sejauh ini soal buku dan kertas lebih mudah mencarinya bila diperlukan. Lebih tertata dan tidak berserak seperti sebelumnya.
Hanya tinggal sisa sisanya yaitu menata dan arsip kertas dokumen pribadi, susun buku perpustakaan sesuai jenis bukunya dan sortir buku-buku catatan pribadi.
Kali ini saya fokus di arsip dokumen yaaaa
Step one by one... Yang penting ai HEPI.. tidak terlalu ngoyo.... Tapi selesai dah kerjaan nya.
Pertama: arsip dipisahkan berdasarkan personal anggota keluarga. Sedangkan arsip bersama dijadikan satu. Tidak digabung dengan arsip personal.
Kedua: buang fotokopian dokumen yang tidak diperlukan. Jika itu akte kelahiran, maka tidak akan berubah, jadi bisa kita sediakan 2-5 lembar fotokopi an nya tidak apa-apa sewaktu waktu diperlukan. Tapi kalau Surat Kartu keluarga sebenarnya cukup 1-2 lembar saja. Kenapa? Karena ke depan nya kartu keluarga bisa saja berubah sesuai dengan perubahan jumlah anggota keluarga.
Dan kenapa jangan terlalu banyak menyiapkan copy an? Bikin pusing kepala.... Lebih bagus jaman digital seperti ini cukup scan saja, arsipkan berupa file. Sehingga sewaktu waktu diperlukan tinggal print dirumah, bila tak sempat pergi ke tempat fotokopian.
Semangatttt.... Terus tata menata ....
Beres beberes....
Senin, 08 Juni 2020
Merapikan Buku Part 2
Masih berbicara
topik mengenai beberes buku. Kalau sebelumnya saya hanya mengawali dengan
merapikan 1 lemari buku, kemudian saya berpikir apa tujuan dan rencana untuk
mencapai goal yang saya inginkan?
- 1. Menyusun buku-buku dengan rapi, dipisahkan antara buku perpustakaan keluarga maupun buku pribadi masing-masing.
- 2. Menyimpan buku dalam 1 tempat, tidak
terpisah-pisah
Kalau
tahap sebelumnya saya hanya sempat merapikan 1 lemari, maka di tahap kali ini
jurnal ketiga beberapa hal yang saya lakukan adalah:
- 1. Mengumpulkan semua buku (di lemari kaca, lemari
kayu, lemari dekat baju, di kamar, didapur, dan disudut2 rumah yang ada buku/
kertas-kertas)
- 2. Memisahkan buku-buku perpustakaan, buku pribadi
masing-masing terutama buku pelajaran, buku/ dokumen keluarga, buku/dokumen
lembaga TPQ, dokumen lembaga BMG, dll
- 3. Memastikan dan mengawasi penggunaan lemari buku. Karena saya lihat beberapa hari dirapikan,
terkadang ada saja benda-benda yang tidak semestinya, ikut-ikutan nebeng di
lemari buku. Contohnya gelas minum, jilbab, topi, mainan, dan lain-lain. Siapa
pelakunya?
- 4. Mengembalikan buku/ dokumen ke tempat yang
seharusnya. Contoh buku/dokumen lembaga TPQ saya taruh di kantor TPQ, tidak
lagi dirumah
- 5. Menyimpan buku-buku paket pelajaran yang masih akan
digunakan, dikelompokkan berdasarkan kelasnya. Dan menyingkirkan buku-buku LKS untuk
diberikan kepada tukang loak buku.
Rencana
berikutnya yang akan saya lakukan:
- 1. Mem-file kertas dokumen (arsip). Untuk dokumen akan dipisahkan berdasarkan 2 hal. Yaitu dokumen keluarga dan dokumen personal. Dokumen keluarga contohnya surat tanah, surat BPKB motor, surat kartu keluarga. Sedangkan dokumen personal, dipisah berdasarkan perorangan sejumlah anggota keluarga. Contohnya file ayah terdiri: akte, ijazah, ktp, dll
- 2. Merapikan buku pribadi, mana-mana buku yang sudah tidak dipakai maupun yang masih bisa dipakai.
- 3. Merapikan kembali buku-buku di lemari perpustakaan keluarga, dipisahkan sesuai kategori buku seperti buku-buku agama, teknologi, pengetahuan umum, majalah, parenting, dll
#jurnal3
#buncekbatch1
#kelaskupukupu
#ipbatam
#ibuprofesional
#metodesingpentingmari
Kamis, 14 Mei 2020
Merapikan buku
Bukuku ada dimana?
Jawaban atas pertanyaan tersebut
adalah “dimana-mana”. Dalam sesi mentoring metode bebersih “sing penting mari”
kali ini mentor privat saya…cie… mendiskusikan apa goal untuk jurnal kedua kali
ini. Bingunglah saya sebenarnya hendak memulai dari mana. Karena semua ingin
dibereskan, tetapi tangan saya hanya dua dan kaki saya juga dua.
Akhirnya saya putuskan, dengan
senang dan ringan sesuai dengan kemampuan saya ditengah-tengah kesibukan yang
mendera, maka saya memutuskan untuk memulai dari buku. Seperti pertanyaan
pembuka pada jurnal kedua kali ini, bukuku ada dimana? Jawabannya dimana-mana.
Iya, buku saya tersebar hampir diseluruh sudut rumah. Lemari buku ada 4, masih
ditambah kotak-kotak bekas buah yang difungsikan untuk menampung buku, belum
lagi kardus dan plastik juga berisi buku.
Hei… kenapa begitu banyak bukuku?
Sebagian memang koleksi buku pribadi, buku bacaan, buku parenting, buku islami,
namun yang membuatnya kelihatan bertambah banyak yaitu buku-buku bekas
pelajaran anak-anak yang juga saya simpan. Kenapa disimpan? Karena berharap
buku-buk u pelajaran tersebut bisa dipakai turun temurun dari anak pertama ke
anak kedua dan seterusnya. Padahal….. Terkadang buku itu juga tidak bermanfaat,
tapi saya begitu sayang untuk membuangnya.
Kenapa buku saya terlihat banyak?
Penyebab lainnya juga adalah ada beberapa buku dan dokumentasi lembaga keorganisasian
yang saya ikuti bercampur dengan buku pribadi saya. Fix… inilah mungkin hal-hal
yang harus saya cermati dan atasi agar buku-buku bisa ditaruh ditempatnya dan
saya juga makin happy melihat buku yang tertata rapi. Karena saya pecinta buku.
Dalam proses beberes kali ini saya
belum sanggup untuk mengumpulkan seluruh buku dan mensortirnya. Target kali ini
yaitu merapikan satu lemari khusus buku. Kenapa harus saya rapikan? Karena
memang kondisi bukunya berantakan. Ditambah lagi beberapa kebiasaan anggota
keluarga lain yang memperparah penampilan isi lemari. Diantaranya anak yang
suka meletakkan tas, mainan, jilbab di tempat lemari buku. Hallo…..? Ini lemari
buku ya. Bukan lemari pernak-pernik. Saya juga menulis pengingat untuk diri
saya sendiri dan juga orang lain agar memposisikan lemari ini memang khusus
lemari buku, bukan lemari doraemon.
![]() |
sebelum dirapikan |
Harap dimaklumi ini memang hanya merapikan. Karena sejatinya
buku-bukunya masih amburadul untuk pengelompokkannya. Sebenarnya lemari ini
sudah pernah saya rapikan dan disusun berdasarkan kelompok bukunya. Ada buku
agama, buku pengetahuan umum, buku parenting, buku majalah, dan lain
sebagainya. Qodarullah, dikarenakan renovasi rumah yang mengakibatkan debu
beterbangan dimana-mana, saya meminta anak-anak untuk membersihkan debunya.
Yang dilakukan oleh anak-anak yaitu
mengambil buku-buku tersebut, mengumpulkannya menjadi satu dan langsung
merapikan sesuai “ukuran” dan bukan
berdasarkan tipe atau jenis buku. So, ambyar sudah …..
#jurnal2
#buncekbatch1
#kelaskupukupu
#ipbatam
#ibuprofesional
#metodesingpentingmari
Langganan:
Komentar (Atom)
Guru yang Dilaporkan: Ketika Niat Mendidik Berbalik Jadi Jerat Hukum Oleh: Lumiati Media sosial pada hari ini sedang hangat oleh b...
-
Beli ayam dikasih kantong plastik Beli baju dikasih tas plastik Beli cendol dikasih gelas plastik Beli donat dikasih kantong plast...
-
Baju Kematian Dengan takut-takut aku memandangi wajah itu. Padahal biasanya ketika memandangnya setiap hari saat bertemu kami biasa sa...
-
Review Blog si Ibuk Ide menulis artikel bisa berasal dari mana saja seperti artikel kali ini berasal dari ide brillian...