“Hm shoplen. Apa itu ya?” tanyaku kembali karena
bingung dengan apa yang dimaksud oleh si sulung.
“Itu lho mi yang ditaruh dimata.” Jawabnya
“Oh itu softlens bukan shoplen kak. Itu untuk mata
sebagai pengganti kacamata.” Jawabku
“Ayok mi kita periksa mata. Kata kawan kakak dia
periksa trus pake softlens. Nanti matanya bisa macam-macam warnanya.” Lanjutnya
“Softlens itu bukan untuk gaya-gaya an lo kak. Tidak sembarang
memakai softlens. Kalau sembarangan bisa-bisa merusak mata. Kalau mata kita
sehat untuk apa pakai begituan. Kan kalau mata kita minus buram-buram gitu baru
perlu pakai kacamata atau softlens.” Aku mencoba menerangkan kepadanya perihal
softlen.
“O gitu ya mi. Jadi kalau mata kita minus buram-buram
tengok tulisan kan. Nah mi mi. Mata kakak kalau tengok tulisan juga kabur lo
mi. Agak-agak nggak jelas gitu”, katanya.
“Ah masa iya, mata kakak kabur ya.” Jawabku. Kemudian
terlintas ideku untuk menggodanya.
“Kalau kabur ya ditangkap lah. Biar nggak lepas. Biar
jangan kabur” Godaku.
Kami tertawa serempak.
“Ih ummi kok tahu. Kakak tadi juga mau ngomong gitu
lo.” Katanya sambil tertawa karena ternyata dia hanya ingin membuat joke. Dan sayangnya
joke nya secara kebetulan terjawab.
Itulah sepenggal obrolan dengan si sulung. Sampai hari
ini saya masih belum menemukan formula yang tepat atau menulis dengan pas
apa-apa yang hendak saya ceritakan di tantangan 10 hari game level 1 ini. Dalam
1 jam mungkin saya bisa hafal materinya. Tetapi saat menghadapi realnya,
terkadang saya bingung. Eh yang mana satu ya poin yang akan saya kerjakan.
Sehingga baru seperti inilah yang bisa saya tulis. Terima kasih kepada Ibu
Profesional atas materi-materinya yang luar biasa.
#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#institutibuprofesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar